SKRIPSI : PEMAHAMAN TERHADAP TANTANGAN KERJA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 (BAB I-III)

                                 BAB I

                         PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Globalisasi telah memasuki era baru yang bernama Revolusi Industri 4.0. Istilah Industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke empat. European Parliamentary Research menyampaikan bahwa revolusi industri terjadi empat kali. Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada tahun 1784 di mana penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai menggantikan pekerjaan manusia. Revolusi yang kedua terjadi pada akhir abad ke-19 di mana mesin-mesin produksi yang ditenagai oleh listrik digunakan untuk kegiatan produksi secara masal. Penggunaan teknologi komputer untuk otomasi manufaktur mulai tahun 1970 menjadi tanda revolusi industri ketiga. Saat ini, perkembangan yang pesat dari teknologi sensor, interkoneksi, dan analisis data memunculkan gagasan untuk mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut ke dalam berbagai bidang industri. Gagasan inilah yang diprediksi akan menjadi revolusi. industri yang berikutnya. Angka empat pada istilah Industri 4.0 merujuk pada revolusi yang ke empat. Industri 4.0 merupakan fenomena yang unik jika dibandingkan dengan tiga revolusi industri yang mendahuluinya.

Revolusi Industri dan Globalisasi seakan menjadi satu kesatuan yang tak terlepas dari kehidupan manusia. Seperti yang diketahui banyak orang bahwa zaman sekarang sudah menggunakan teknologi yang mulai canggih

 mulai dari bidang industri sampai perdagangan pun menggunakan teknologi. Banyak yang mengatakan bahwa globalisasi dan industri mempunyai keuntungan, tetapi tidak sedikit pula yang menganggap bahwa hal itu merugikan. Contohnya sudah terlihat diseluruh dunia, termasuk Indonesia. 

Indonesia juga terimbas efek globalisasi dan beberapa waktu yang lalu, pemerintah mulai merencanakan revolusi industri 4.0 yang menggantikan revolusi industri sebelumnya. Revolusi industri ini diklaim mampu bersaing ditingkat internasional tetapi permasalahan yang ada dinegeri ini belum terselesaikan. Masih banyak hal yang harus diselesaikan mulai dari sumber daya manusia (SDM), manajemen pemerintah dan pelaku-pelaku yang terlibat dalam revolusi industri ini. Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri, berbagai peralatan kerja yang semula bergantung pada manusia sekarang sudah beralih komputerisasi dan digitalisi. Dampaknya, produksi dapat dipermudah, dilipatgandakan, dan didistribusikan ke berbagai wilayah secara lebih masif. Namun demikian, revolusi industri ini juga menimbulkan dampak negatif dalam bentuk pengangguran masal. Dampak perubahan besar revolusi industri 4.0 akan memberikan dampak yang luas dalam dunia industri oleh karena pemanfaatan digitalisasi yang membuat dampak luas pada sektor tenaga kerja khususnya. Akan tetapi sebaliknya akan diperoleh manfaat positif pada proses revolusi industri ini karena proses digitalisasi akan membuat semakin meningkatnya efisiensi dan efektifitas kerja. Pentingnya pemahaman akan lingkungan teknologi berubah menjadi sebuah tuntutan untuk mempersiapkannya termasuk industri perbankan.

Perbankan salah satu industri yang berpengaruh terhadap fenomena Revolusi Industri 4.0, pada saat ini telah menggunakan sistem yang berbasis digital. Berbagai metode telah dikembangkan untuk melakukan pembayaran di internet adalah versi elektrik dari sistem pembayaran tradisional yang kita gunakan sehari-hari. Dalam kehidupan kita sehari-hari kita menggunakan uang tunai, kartu kredit atau cek untuk melakukan pembayaran. Semua sistem digital didirikan pada WEB seperti e-tunai, cek elektronik, electronic funds transfer dan kartu kredit elektronik, sistem uang digital (Digital Currency). Saat ini, sedang ramai-ramainya tren bertajuk Teknologi Finansial atau yang biasa disebut dengan FinTech. Hal ini termasuk salah satu dari efek digitalisasi. FinTech adalah inovasi teknologi digital terbaru di bidang finansial. Banyak di antara kita yang sudah menikmati hasil FinTech ini, contohnya seperti, mobile banking dan e-banking.

Kegiatan melakukan transaksi atau aktivitas perbankan melalui internet dengan platform yang diberikan oleh masing-masing bank. Tujuan utama dari mobile banking dan e-banking ini untuk mempermudah nasabah melakukan aktivitas perbankan tanpa harus menempuh cara tradisional, seperti mengunjungi kantor bank dan berurusan dengan petugas bank. Layanan mobile banking dan e-banking akan selalu terkait dengan rekening bank nasabah, sehingga setiap kegiatan perbankan akan terefleksi secara langsung. Dengan adanya layanan layanan tersebut, pola interaksi bank dan nasabah menjadi lebih fleksibel. Nasabah dapat mengakses layanan selama terhubung dengan internet untuk melakukan kegiatan perbankan kapanpun dan dimanapun. Setiap bank mempunyai akses yang sama atas teknologi yang ada, namun yang mampu memanfaatkannya dengan benar adalah mereka yang berhasil meraciknya kedalam sebuah konfigurasi yang fungsional dan efisien, diimplementasikan dengan seksama, yang mendukung produk dan layanan serta dioperasikan dengan tepat-guna.  

Hamidulloh Ibda menulis dalam jurnalnya:

Era Revolusi Industri 4.0 tidak sekadar wacana. Akan tetapi sangat nyata dan harus dijawab bersama. Bao Xing dan Marwala dalam buku Implication of the Fourth Industrial Age on Higher Education menyatakan Revolusi Industri 4.0 merupakan penyatuan dunia online dengan industri produksi, sehingga merupakan revolusi industri digital. Revolusi Industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 mengintegrasikan rantai nilai vertikal dan horizontal dengan menghubungkan secara digital semua unit produktif dalam perekonomian. Revolusi Industri 4.0 tidak boleh sekadar dipahami pada aspek disrupsi (ketercerabutan), otomatisasi dan hilangnya pekerjaan karena semua tergantikan mesin. Akan tetapi tantangan Revolusi Industri 4.0 juga melahirkan peluang. Maka penguatan literasi baru menjadi keniscayaan. Jika dulu kaum terdidik hanya diwajibkan menguasai literasi lama (membaca, menulis, berhitung), namun era Revolusi Industri 4.0, akademisi termasuk di dunia ekonomi syariah diwajibkan menguasai literasi baru, yaitu literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia.


Dari pemaparan diatas dapat disadari bahwa pengetahuan Revolusi Industri sangat dibutuhkan, hal ini berarti kebutuhan akan sumber daya yang professional dalam bidangnya semakin dibutuhkan. Untuk itu para akademisi termasuk ekonomi syariah dan calon praktisi di bidang bersangkutan hedaknya mempersiapkan kompetensi yang dibutuhkan dengan maksimal, agar kedepannya dapat bersaing dan memberikan inovasi terbaru sehingga nanti akan menjadi praktisi yang handal dalam bidangnya.

Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Program Studi Perbankan Syariah memiliki  Tujuan :

Menghasilkan sarjana yang memiliki keahlian dalam bidang lembaga keuangan syariah.

Menyiapkan lulusan menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu-ilmu keIslaman dan tehnologi perbankan.

Menyiapkan lulusan untuk menjadi praktisi dan analis di bidang Perbankan Syariah, berkepribadian baik, berpengetahuan luas dan mutakhir di bidang perbankan syariah serta mampu menerapkan teori- teori perbankan syariah.

Menyiapkan calon entrepreneur yang memiliki semangat kewirausahaan Islami.

Menghasilkan riset di bidang perbankan syariah, sehingga menambah kemajuan dunia perbankan syariah.

Namun yang menjadi masalah mahasiswa yang akan menjadi akademisi Perbankan Syariah yang nantinya menjadi praktisi Perbankan Syariah, banyak yang belum mengetahui perubahan sistem Perbankan akibat dampak dari Revolusi Industri 4.0. Hal ini akan menjadi tantangan kerja dimasa yang akan datang.

Berdasarkan Hasil Observasi awal terhadap mahasiswa prodi Perbankan Syariah, mereka mengatakan bahwa. “…Menurut Hendra saputra, bahwa ia sendiri tidak paham apa itu Revolusi Industri 4.0 bahkan kepada teman seangkatannya juga tidak mengetahui apa itu Revolusi Industri 4.0”. Pendapat dari yang lainnya yaitu dari “Riana, ia mengatakan bahwa  ia mengetahui apa yang di maksud Revolusi Industri 4.0” tetapi tidak mengetahui pasti apa dampak untuk dirinya sendiri. kemudian pendapat dari “Maya Anggelina, ia juga tidak mengetahui yang di maksud Revolusi Industri 4.0 seperti apa dan apa sebenarnya Revolusi Industri itu sendiri seperti apa”... Abdillah Rahmad, pernah mendengar istilah tetapi belum jelas apa Revolusi Industri 4.0”…Dita Awaliyah, mengatakan bahwa belum tahu apa itu Revolusi Industri 4.0 dan juga baru mendengar pada saat peneliti melakukan observasi awal”.

Sedangkan yang lainnya ada yang berpendapat…Halim Marlis, mengatakan tau Revolusi Industri 4.0 dari berita di sosial media”… Rafiq, berpendapat sama sekali tidak paham dan tidak mengerti yang dimaksud Revolusi Indutri 4.0 itu seperti ap tidak mengetahui sama sekali”… Dino Herlambang, berpendapat bahwa istilah itu baru ia dengar pada saat peneliti melakukan observasi awal dan sebelumnya ia sama sekali tidak mengetahui hal tersebut”…Nopriansyah, mahasiswa prodi Perbankan Syariah berpendapat bahwa ia pernah sepintas mendengar istilah Revolusi Industri 4.0 dan belum memahami betul apa maksud dari istilah tersebut”. Bahkan dari observasi awal tersebut saat mahasiwa sedang berada di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, hanya sedikit yang tahu tapi masi belum memahami betul apa itu revolusi industri 4.0,…“Putri mengatakan bahwa ia pernah mendengar istilah tersebut namun tidak mengetahui bahkan tidak mengeti apa-apa mangenai Revolusi Industri 4.0 tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti “PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP TANTANGAN KERJA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 (STUDI MAHASISWA PRODI PERBANKAN SYARIAH)”

Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

Apakah mahasiswa prodi Perbankan Syariah memahami Revolusi Industri 4.0?

Bagaimana persiapan mahasiswa prodi Perbankan Syariah menghadapi tantangan kerja di era revolusi industri 4.0 ?

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah mahasiswa Prodi Syariah memahami Revolusi Industri 4.0?

Untuk mengetahui bagaimana persiapan mahasiswa prodi Perbankan Syariah menghadapi tantangan kerja di Era Revolusi Industri 4.0 ?

Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat  berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan khususnya mengenai pemahaman mahasiswa Perbankan Syariah terhadap Tantangan Kerja diera Revolusi Industri 4.0 dan dapat dijadikan sebagai referensi serta acuan atau pedoman dalam proses pembelajaran.

Manfaat Praktis :

Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai pemahaman mahasiswa Perbankan Syariah terhadap tantangan kerja diera Revolusi Industri 4.0

Bagi Lembaga Pendidikan

Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan pengetahuan dan wawasan dan juga sebagai pertambahan bahan ajar atau acuan dalam pembelajaran.

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun, penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa skripsi dan jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Heru Dewantara  : “Pemahaman Pedagang Pasar Pagi Pagar Dewa Terhadap Baitul Mal Wat Tamwil” (2018) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu. Tujuan Dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap pembiayaan Baitul Mal Wat Tamwil, metode yang digunakan adalah pendekatan deskriftif kualitatif diamana peneliti melakukan observasi kemudian wawancara dengan pedagang yang ada dipasar pagi. Hasil dari penelitian tersebut Pemahaman Pedagang Pasar Pagi Pagar Dewa dapat dikategorikan paham pasif, dan 21 diantaranya dikategorikan tidak paham. Ketidak pahaman Pedagang Pasar Pagi Pagar Dewa terhadap Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) dikarenakan tidak adanya sosialiasasi Baitul Mal Wat Tamwil yang ada di Bengkulu kepada pedagang.

Pemahaman pedagang mengenai pembiayaan 5 dari 30 orang Pedagang Pasar Pagi Pagar Dewa yang dapat dikategorikan paham pasif, 2 dikategorikan paham aktif dan 23 orang dikategorikan tidak paham tentang pembiayaan Baitul Mal Wat Tamwil. Ketidak pahaman pedagang juga dikerenakan tidak adanya lemabaga tersebut dan kurangnya sosialisai kepada Pedagang Pasar Pagi Pagar Dewa yang ada di Bengkulu kepada pedagang yang ada dipasar Pagi Pagar Dewa.

Penelitian Alamtius Setya Marsudi dan Yunus Widjaja, Industri 4.0 Dan Dampaknya Terhadap Financial Technology Serta Kesiapan Tenaga Kerja Di Indonesia diEra revolusi industri (2019) permasalahan dalam penelitian ini adalah Indonesia yang saat ini memilki angkatan kerja dalam jumlah besar tapi sekaligus memiliki tingkat pengangguran yang tinggi pula. Pentingnya   pemahaman akan lingkungan teknologi berubah menjadi sebuah tuntutan untuk   mempersiapkannya, hamper semua profesiyang ada saat ini terdampak baik langsung  maupun  tidak  langsung,  bahkan profesi akuntan sekalipun. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif mengulas masalah, mengumpulkan data, mengulas malasalah terkait dengan revolusi industri 4.0, meneliti data, menganalisis dan ditutup kesimpulan. Saat ini sudah mencapai ke babak baru yaitu revolusi industri 4.0 yang menuntut manusia untuk dapat memanfaatkan teknologi digital dan informasi sepenuhnya dengan teknologi jaringan dan komputer yang sudah semakin  modern. Perkembangan teknologi lewat revolusi industri 1.0, 2.0, 3.0  sampai 4.0 sekarang ini juga mendorong perubahan dalam dunia bisnis, salah  satunya adalah financial technology yang berkembang seturut dengan perubahan lingkungan internal dan eksternal terdampak dari revolusi industry. Mulai dari perkembangan fintech yaitu  berasal dari perubahan transformasi informasi (komunikasi) global dengan dibangunnya kabel bawah laut trans atlantik tahun 1866, fintech yang terjadi saat dimanfaatkannya teknologi  komputer dan   data jaringan untuk komukasi data elektronik, fintech dengan  penggunaan teknologi sebagai bagian upaya mengembangkan lembaga finansial yang ada.

Fintech ditandai  dengan  mulai maraknya perkembangan bisnis berbasiskan  elektronik  dengan  sepenuhnya pemanfaatan data jaringan atau online system. Revolusi Industri 4.0 yang berdampak pada perubahan bisnis fintech menciptakan hal positif salah satunya terbuka lapangan pekerjaan dan bentuk baru kebutuhan tenaga kerja yang memiliki karakteristik: mampu mengeksploitasi teknologi agar lebih dapat mempromosikan diri sendiri, mampu mensinergikan akan  pengalaman dan prestasi dengan kebutuhan tenaga kerja dengan memanfaatkan  teknologi, memiliki kemampuan untuk melakukan evaluasi atas berbagai  perubahan lingkungan yang terus berkembang dengan memanfaatkan kemampuan kristis akan perubahan teknologi,  dan  memiliki  kemampuan  untuk mendemontrasikan  kemampuan  yang  ada dengan peralatan berteknologi tinggi. 

Penelitian yang dilakukan oleh Huynh Vhan Thai dan M. A Le Thi Kim Anh. Pada penelitian jurnal internasional nya yang berjudul “The 4.0 Industrial Revolution Affecting Higher Education Organizations’ Operation In Vietnam”. (2017) Masalah pada penelitian ini adalah Industrial 4.0 telah dimulai, tetapi ia menghancurkan struktur hampir setiap industri di setiap negara, yang menggambarkan transformasi seluruh produksi, manajemen, dan administrasi sistem. Menurut perkiraan para ahli, Industrial 4.0 akan menjadi dasar untuk transisi dramatis dari ekonomi berbasis sumber daya, berbiaya rendah, ke berbasis pengetahuan. Industri inovatif berkembang dan menempati pangsa struktur ekonomi yang meningkat dibandingkan dengan industri manufaktur dan jasa tradisional. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif survey kuesioner. hasil penelitian Organisasi pendidikan tinggi lebih fokus pada pengembangan industri otomasi dan pada saat yang sama berinvestasi dalam tim penelitian mendalam di bidang digital, teknologi informasi, energi dan bahan baru, bioteknologi. Organisasi pendidikan tinggi mempromosikan penelitian dalam penelitian terapan, penelitian teknologi, alat bantu pengajaran dan aplikasi teknologi informasi dalam pengajaran dan manajemen pelatihan. Organisasi pendidikan tinggi meningkatkan kualitas penelitian ilmiah di lembaga pendidikan profesional, menghubungkan penelitian dengan kegiatan transfer di akar rumput dan penekanan pada studi simulasi, studi interaksi manusia-mesin. Selain itu, harus ada rencana dan strategi untuk mempromosikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor keuangan, meningkatkan profesionalisme dalam operasi bisnis. Oleh karena itu, lembaga pelatihan sumber daya manusia perlu selangkah demi selangkah mengatur berbagai program pelatihan di tingkat dasar maupun lanjutan, meneliti dan menerbitkan kurikulum standar, membakukan pelek staf pengajar. Diperlukan untuk meningkatkan mekanisme dan kebijakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, untuk memiliki mekanisme koordinasi dan keterkaitan antara perusahaan pelatihan, terutama perusahaan pelatihan kerja dan perusahaan yang berpartisipasi dalam pelatihan kerja. 

Dari beberapa penelitian terdahulu diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian mengenai pemahaman mahasiswa terhadap tantangan kerja diera revolusi industri 4.0 banyak terdapat perbedaan, Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terdapat pada waktu, tempat, metode penelitian, dan topic pembahasan karena penulis melihat belum  ada penelitian yang secara spesifik membahas penelitian yang akan penulis teliti. serta terdapat juga perbedaan dalam teori yang dugunakan, teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni membahas tentang pemahaman mahasiswa terhadap tantangan kerja diera Revolusi Industri 4.0 (Studi mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah FEBI IAIN Bengkulu). Kesamaan pada penelitian ini juga tidak terlalu spesifik, karena pada pada penelitian yang akan penulis teliti pemahaman mahasiswa terhadap tantangan kerja di era Revolusi Industri 4.0, ada beberapa teori dari penelitian terdaulu yg menjadi acuan penulit untuk melaukan panenlitian ini, diantaranya teori pemahaman, tantangan kerjadi era Revolusi Industri 4.0. 

Metode Penelitian

Jenis dan Pendekatan Penenlitian

Jenis Penelitian

Menurut Saifuddin Azwar, bila dilihat dari kedalaman analisisnya, jenis penelitian terbagi atas penelitian deskriptif dan penelitian inferensial. Penelitian deskriptif yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. 

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemaparan tentang Pemahaman Mahasiswa Terhadap Tantangan Kerja Di Era Revolusi Industri 4.0.

Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. “...Mengenai hal ini Djam’an satori berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari suatu barang dan jasa/jasa. Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian/fenomena/gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan barang berharga bagi perkembangan teori.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap tantangan kerja di era revolusi industri 4.0.

Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dilakukan penulis mulai dari 07 Februari 2019 sampai dengan selesai.

Lokasi Penelitian

Lokasi yang diambil dalam penelitan ini adalah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu. Penulis memilih lokasi penelitian tersebut karena melihat permasalahan dalam pengetahuan mahasiswa mengenai revolusi industri 4.0 sangat sedikit bahkan sama sekali tidak mengetahui hal tersebut, sudah diketahui bahwa diera Revolusi Industri 4.0  telah memberikan dampaknya terdahap pertumbuhan industri perbankan lalu siapkah mahasiswa menghadapi tantangan kerja diera Revolusi Industri Mahasiswa perbankan sayriah sesusai dengan Program Studinya tentunya yang akan menjadi praktisi perbankan di masa yang akan datang.  terkhusus mahasiswa prodi Prodi Perbankan Syariah ngkatan 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu. 

Subjek/Informan Penelitian

Untuk menentukan subjek/informan penelitian dalam penelitian ini ditentukan secara purposive sampling. Jika narasumber penelitian sudah ditentukan secara spesifik (purposive) siapa saja, jelaskan identitas dan argumentasi mereka.

Menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah, metode purposive sampling yaitu menentukan subjek/objek sesuai tujuan. Meneliti dengan pendekatan kualitatif biasanya sudah ditentukan tempat yang dituju, menggunakan pertimbangan pribadi yang sesuai dengan topik penelitian, peneliti memilih subjek/objek sebagai unit analisis.

Menurut Arikunto, jika jumlah populasinya kurang dari 100  orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih besar dari 100 orang, maka diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasinya.  

Adapun subjek atau informan dalam penelitan ini adalah: Mahasiswa aktif Prodi Perbankan Syariah angkatan 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu. Jumlah mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah angkatan 2015 berjumlah 270 dan yang aktif berjumlah 232.

Dalam perbandingan teori diatas maka peneliti memilh teori dari Arikunto, karena di pandang pas untuk melakuakan penilitian. Dengan pernyataan ini karena jumlah populasinya lebih dari 100 orang, maka penulis mengambil 10%,  Sehingga jumlah informan yang diambil adalah 10% x 232 = 23 orang mahasiswa Perbankan Syariah.

Selain itu, penulis juga menggunakan teknik Insidental sampling, insidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Sumber dan  Teknik Pengumpulan Data 

Seumber Data 

Sumber data data yang didapatkan dari penelitian kualitatif. Untuk peneltian kualitatif misalnya wawancara, observasi, dokumntasi/telaah dokumen, dsb. Oleh karena itu, sumber data dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Adapun jenis-jenis data sebagai berikut:

Sumber Primer

Sumber primer adalah sumber data yang memberikan data langsung kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah mahasiswa angkatan 2015 Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu.

Sumber Sekunder

Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat dokumen, buku, jurnal dan sumber tertulis lainnya. 

Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan buku, jurnal, internet dan beberapa sumber penelitian lainnya untuk mendapatkan data terkait pemahaman mahasiswa terhadap tantangan kerja diera Revolusi Inustri 4.0.

Teknik Pengumpulan Data

Menurut  Ahmad Tanzeh, teknik pengumpulan adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Secara umum metode pengumpulan data terdiri dari beberapa kelompok yaitu : wawancara, observasi (pengamatan), wawancara (interview),tes dan skala obyektif, dan dokumentasi.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Wawancara

Menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah, wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari informan.

Dalam penelitian ini di lakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada mahasiswa angkatan 2015 Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu.

Observasi

Menurut  Djam’an Satori dan Aan Komariah, Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.

Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak terhadap objek penelitian, dengan cara menghimpun bahan-bahan keterangan atau data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. 

Dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan yang tampak pada objek penelitian yakni mahasiswa angkatan 2015 Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu.

Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat subjek sendiri atau oleh orang lain oleh subjek. Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapat gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjekyang bersangkutan.

Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat laporan yang sudah tersedia. Dalam hal ini yaitu dengan melihat dokumen serta buku terkait dengan pemahaman mahasiswa terhadap tantangan kerja diera Revolusi Industri 4.0.


Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah model Milles dan Huberman. Yakni dengan reduksi data, penyajian data, dan konklusi. “...mengenai hal ini Djam’an Satori dan Aan Komariah berpendapat bahwa Analisis data Milles dan Huberman (1984) terdiri atas : data reduction, data display, dan conclution drawing/ verification yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menrus sampai tuntas, sehingga datanya mencapai jenuh.”

Analisis data Miles dan Huberman (1984) terdiri atas :

Reduksi Data (Reduction)

Sebagaimana dimaklumi, ketika peneliti mulai melakukan penelitian tentu saja akan mendapatkan data yang banyak dan relatif beragam dan bahkan sangat rumit. Itu sebabnya perlu dilakukan analisis data melalui redaksi data. Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi, dirangkum, dipilih hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting. Data hasil mengikhtiarkandan memilah-milah berdasarkan satuan konsep, tema dan kategori tertentu akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data sebagai tambahan atas data yang diperoleh jika diperlukan.


Penyajian Data (Data Display)

Langkah selanjutnya setelah mereduksi data adalah menyajikan data (data display). Teknik penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan demikian yang paling sering digunakan adalah teks naratif. Adapun fungsi display data adalah untuk memudahkan dan memahami apa yang terjadi, juga untuk merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang difahami tersebut.

Dalam penelitian ini selanjutnya penulis akan menyajikan data tersebut dengan menguraikan informasi yang diperoleh mengenai pemahaman mahasiswa terhadap tantangan kerja diera Revolusi Industri 4.0. kemudian untuk dapat menghadapi tantangan kerja dimasa yang akan datang.

Conclusion Drawing/ Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara dan akan berkembang.

Dalam penelitian ini analisis data yang dimaksud adalah data tentang pemahaman terhadap tantangan kerja diera Revolusi Industri 4.0. yang setelah langkah diatas penulis dapat menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang telah diperoleh tersebut.











                              BAB II

                      KAJIAN TEORI

Pemahaman

Pengertian Pemahaman

Pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Artinya seseorang tersebut tidak hanya hafal verbalitas, tetapi memhami konsep dari masalah atau fakta ditanyakan maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, memaparkan, merangkum, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, mempraktekan dan mengambil keputusan. Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami, cara mempelajari baik supaya paham dan mengetahui banyak hal tentang sesuatu.

Teori dari Hibert dan Carpinter tentang pemahaman. Teori itu berbunyi bahwa mahasiswa dapat memahami suatu hal dikategorikan menjadi tiga, yaitu :

Pemahaman pasif, pemahaman ini adalah pemahaman yang paling rendah yaitu pemahaman yang sekedar tahu saja mengenai pentingnya suatu hal.

Pemahaman aktif, pemahaman ini adalah pemahaman yang sekedar tidak tahu dan tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupannya.

Pemahaman transinden, pemahaman ini adalah pemahaman tertinggi yaitu pemahaman yang tidak hanya sekedar tahu, sadar dan diaplikasikan dalam kehidupan kedepannya tetapi dapat juga memberikan pemahamanya kepada orang lain atau dapat mentransfer pemahaman tersebut kepada orang lain.

Beberapa definisi tentang pemahaman telah di ungkapkan oleh para ahli diantaranya:

Menurut Ngalim Purwanto :

Pemahaman atau koprehensi adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan testee mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini testee tidak hanya hafal cara verbalitis, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan.

Menurut Benjamin S. Bloom :

Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahu tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberikan uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.


Tingkatan Pemahaman

Menurut Daryanto , kemampuan pemahaman berdasarkan tingkat kepekaan dan derajat penyerapan materi dapat dijabarkan ke dalam tiga tingkatan, yaitu :

Menerjemahkan (translation). Pengertian menerjemahkan bukan hanya berarti pengalihan arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Tetapi dapat berarti dari konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah orang dalam mempelajarinya.

Menafsirkan (interpretation). Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan. Hal ini merupakan kemampuan untuk mengenal dan memahami. Menafsirkan dapat dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan yang diperoleh berikutnya, menghubungkan antara grafik dengan kondisi yang dijabarkan sebenarnya, serta membedakan yang pokok dan tidak pokok dalam pembahasan.

Mengekstrapolasi (extrapolation). Berbeda dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya karena menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi sehingga seseorang dituntut untuk bisa melihat sesuatu yang tertulis.

Menurut Ngalim Purwanto, Pemahaman atau komprehensi juga dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu:

Komprehensi terjemahan seperti dapat menjelaskan arti Bhineka Tunggal Ika dan dapat menjelaskan fungsi hijau daun bagi suatu tanaman.

Komprehensi penafsiran seperti dapat menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, dapat menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian atau dapat membedakan yang pokok dari yang bukan pokok.

Komprehensi ekstrapolasi, seseorang diharapkan mampu melihat dibalik yang tertulis, atau dapat membuat ramalan tentang konsekuensi sesuatu, atau dapat memperluas persepsinya dalam arti waktu, dimensi, kasus, atau masalahnya.

Bentuk-bentuk Pemahaman

Pemahaman dibagi menjadi dua, yaitu :

Pemahaman Instruksional (Instruktional Understanding). Pada tingkatan ini dapat dikatakan bahwa masyarakat baru berada ditahap tahu atau hapal tetapi belum tahu mengapa hal itu bisa dan dapat terjadi. Lebih lanjut, masyarakat tahapan ini juga belum tahu dan tidak bisa menerapkan hal tersebut pada keaadan baru yang berkaitan.

Pemahaman Rasional (Rational Understanding). Pada tahapan tingkat ini, menurut Skemp, masyarakat tidak hanya sekedar tahu dan hapal tentang suatu hal, tetapi ia juga tahu mengapa hal itu dapat terjadi. Lebih lanjut ia mengungkapkan untuk menyelesaikan masalah-masalahnya pada situasi lain.


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman

Faktor Internal

Usia 

Semakin tua usia seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usiat tertentu, bertambahnya proses pengembangan mental itu tidak secepat seperti kita berurmur belasan tahun. Daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur, dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pemahaman yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu akan berkurang.

Pengalaman 

Penagalaman merupakan sumber pemahaman, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pemahaman. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai uapaya untuk memperoleh pemahaman. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

Intelegensi

Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengelola berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan.

Jenis Kelamin

Antara otak laki-laki dan perempuan ada perbedaan, pusat memori pada otak peerempuan lebih besar dari otak laki-laki, akibatnya kaum perempuan memiliki daya ingat yang kuat dari laki-laki dalam menerima atau mendapat informasi dari orang lain, sehingga mempunyai pemahaman cepat dibandingkan laki-laki.

Faktor Eksternal

Pendidikan 

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyarap dan memahami pemahaman mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan sseorang makin bak pula pemahamannya.

Pekerjaan

Pekerjaan turut andil dalam mempengaruhi pemahaman seseorang, hal ini dikarenakan pekerjaan behubungan era dengan factor interaksi sosisal dan kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan budaya berhubungan erat dengan proses perukaran informasi, dalam hal ini tentunya akan mempengaruhi tingkat pemahaman seseorang.

Sosial budaya dan ekonomi

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pemahaman seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pemahaman. Ststus ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status seosial ekonomi ini mempengaruhi pemahaman seseorang.

Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemahaman. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseoarang, diamana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang berpengaruh pada cara berfikir seseorang.

Informasi 

Informasi akan memberikan pengaruh pada pemahaman seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio, atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pemahaman seseorang.

Tantangan Kerja Di Era Revolusi Industri 4.0 

Era revolusi industri saat ini sudah  mencapai ke babak baru yaitu revolus jaringan dan komputer yang sudah semakin modern. Perkembangan teknologi lewat revolusi industri 1.0, 2.0, 3.0 sampai 4.0 industri 4.0 yang menuntut manusia untuk dapat memanfaatkan teknologi digital dan informasi sepenuhnya dengan teknolog. Di masa datang organisasi yang mampu mengelola data secara fleksibel, efisien dan dapat memanfaatkannya dengan baik akan memenangkan persaingan. Industri 4.0 merupakan produk dari digitasi yang sedang berlangsung saat ini di mana segala sesuatu disepanjang rantai penciptaan nilai dihubungkan jaringan serta semua informasi yang relevan dapat secara independen dan langsung dipertukarkan Perubahan lingkungan industri akan mempengaruhi perubahan pola perilaku yang muncul dalam masyarakat, khususnya perbedaan generasi bertumbuh dan berkembang di lingkungan yang berbeda. Perbedaan generasi dan karakteristik yang disertai dengan bauran teknologi yang kaya akan pemanfaata komputer dan data jaringan akan mendorong kebutuhan tenaga kerja yang di harapkan mampu bersaing di masa depan. 

Dizik mengungkapkan bahwa generasi Z merupakan generasi yang akan mengisi profesi yang belum terpetakan saat ini, akan muncul profesi baru dengan karakteristik baru di masa mendatang, karakteristik yang dibutuhkan tersebut adalah sebagai berikut: mampu menyelesaikan masalah masalah kompleks, membutuhkan kemampuan berpikir kritis, memiliki kreatifitas, mampu berkoordinasi dengan orang lain, memiliki intelejensi emosional, mampu membuat pengambilan keputusan dan kebijakan yang baik, berorientasi pada jasa, mampu bernegosiasi dan fleksibel.


Kriteria tantangan kerja di era revolusi industri 4.0 Berbagai kriterai dalam proses terdampak pada perubahan teknologi yang  mendorong revolusi industri, sehingga mau tidak mau industri 4.0 perlu segera di implementasikan untuk menjawab tantangan sektor industri tersebut. Revitalisasi yang sedang dilakukan oleh pemerintah di harapkan nantinya dapat mengejar ketertinggalan teknologi yang ada saat ini. Perekrutan tenaga kerja juga didasarkan atas perbedaan generasi yang telah disebutkan. bagi calon tenaga kerja untuk dapat menyiapkan diri dengan cara:

Pertama, menjual diri lebih baik dengan kemampuan mengeksploitasi teknologi agar lebih dapat mempromosikan diri sendiri semisal: memberikan rekam jejak yang mencerminkan kemampuan positif akan kriteria pekerjaan di media sosial seperti facebook, twiter, linkedlinlk dll.

Mampu mensinergikan pengalaman dan prestasi dengan kebutuhan tenaga kerja. Contohnya kebutuhan akan akuntan atau auditor, selayaknyalah calon tenaga kerja memiliki kemampuan di bidang software akuntansi dan audit sistem informasi. 

Memiliki kemampuan untuk melakukan evaluasi atas berbagai perubahan lingkungan yang terus berkembang dengan memanfaatkan kemampuan kristis akan perubahan teknologi.

Memiliki kemampuan untuk mendemontrasikan kemampuan yang ada dengan peralatan berteknologi tinggi seperti kemampuan untuk mendemonstrasikan kemampuan dan mempresentasikan dengan power pointat aupun bentuk presentasi modern dengan multimedia seperti video

 dan animasi. Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan manual menjadi otomatisasi atau digitalisasi.

Ekonomi Islam terhadap Era Revolusi Industri 4.0

Abad 21 seakan baru saja kita masuki. Berbagai karakteristik abad 21 meliputi perkembangan teknologi yang begitu peasat, hubungan antar bangsa dan antar manusia semakin mudah, kompetensi sumber daya manusia harus jelas. 

Dalam surat Al-Hujurat ayat 13 Allah SWT berfirman :

((((((((((( (((((((( ((((( (((((((((((( (((( (((((( ((((((((( ((((((((((((((( (((((((( (((((((((((( ((((((((((((((( ( (((( (((((((((((( (((((   ((((  ((((((((((( ( (((( (((( ((((((( ((((((( ((((  

Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Ayat ini menggambarkan tentang globalisasi dan mendorong manusia  khususnya umat Islam harus mampu menghadapi percaturan global, harus dapat menangkap peluang dan menghadapi tantangan abad 21. Perubahan dan perkembangan berjalan terus begitu cepat dan kini telah muncul sebuah era revolusi industri 4.0. Era baru revolusi industri keempat atau industri yang berbasiskan teknologi informasi, membuka tentangan baruy dari berbagai kalangan diantaranya mahasiswa, akademisi, dan praktisi kedepannya harus disikapi dengan cerdik. Karena, orang yang punya tenaga atau yang mau bekerja jumlahnya sangat besar di Indonesia.

Hal ini juga direspon Perbankan dengan melakukan berbagai inovasi yang memudahkan nasabah, missal dengan membuat aplikasi Perbankan mobile. Peluang ini juga berlaku bagi Perbankan Syariah, sebagaimana mereka mampu beradaptasi dengan perubahan dan kemajuan tersebut. Karena jika dibandingkan dengan Negara tetangga, Malaysia, perkembangan Ekonomi Syariah masih tertinggal. Revolusi Industri 4.0 sebuah keniscayaan yang mesti  harus dihadapi oleh umat Islam.

Keseimbangan mencari rezeki dunia dan akhirat sangat jelas tersirat dalam surah Al-jumu’ah ayat 10 yang berbunyi :

((((((( (((((((( ((((((((((( (((((((((((((( ((( (((((((( ((((((((((((( ((( (((((( (((( ((((((((((((( (((( (((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((   


Artinya : “Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.

Sangat penting untuk dipahami setelah umat Islam seslesai melaksankan shalat, maka harus segera bekerja untuk mencari rezeki Allah dimuka bumi. Ketika umat Islam mencari rezeki harus ingat kepada Allah. Apabila ini menjadi mental dan karakter muslim maka niscaya kemengan didunia ini akan dapat diraih.










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Pemikiran EKONOMI ABU UBAID (SPEI)

MAKALAH QARDH