MAKALAH KEBIJAKAN MONETER ISLAM (FEBI IAIN BENGKULU)
KEBIJAKAN MONETER ISLAM
Dalam kerangka kebijakan makroekonomi, sistem ekonomi islam ini menyentuh baik terhadap kebijakan fiskal, kebijakan moneter, maupun kebijakan sektor riil. Namun, utamanya sistem ini berkaitan erat dengan kebijakan moneter. Hal ini disebabkan karena kebijakan moneter utamanya digunakan untuk mempengaruhi variabel keuangan seperti suku bunga dan penawaran uang. Dengan mengatur kedua variabel keuangan ini, diharapkan kestabilan nilai uang akan tercapai sehingga pada akhirnya stabilitas ekonomi akan tercapai juga.
Perekonomian suatu negara erat kaitannya salah dengan kebijakan moneter. Kebijakan moneter yang umum, dilakukan dengan menggunakan instrumen suku bunga. Namun, pada kenyataanya suku bunga ini sangat terpengaruh dengan gejolak perekonomian. Sehingga, terkadang suku bunga ini malah menjadi salah satu pencetus adanya krisis ekonomi yang terjadi di suatu negara. Oleh karena itu, kebijakan moneter islam merupakan salah satu jawaban dari permasalahan tersebut. Dalam kebijakan moneter islam, tidak dikenal adanya sistem bunga. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam kebijakan moneter islam juga berbeda dengan kebijakan moneter pada umumnya karena tidak dikenalnya sistem bunga tersebut. Namun, justru dengan tidak dikenalnya sistem bunga tersebut, menjadikan kebijakan moneter islam lebih tahan terhadap gejolak perekonomian sehingga pada akhirnya tujuan akhir dari kebijakan moneter dapat tercapai dan akan mampu menjadi alat yang baru dalam menjaga stabilitas perkenomian.
Kebijakan Moneter Islam
Definisi
Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian.
Instrumen Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dalam perekonomian moderen dilakukan dengan berbagai instrumen yaitu : Operasi Pasar Terbukak (open market operation), Tingkat Diskonto ( Discount Rate ) atau Fasilitas Diskonto, Ketentuan cadangan minimum ( Reserve Requirement ),dan Himbauan Moral ( Moral ).
Operasi Pasar Terbukak (open market operation)
Operasi pasar terbukak adalah pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga milik pemerintah. Jika ingin mengurangi jumlah uang beredar, maka pemerintah menjual surat-surat beharga. Degan demikian uang yang ada dalam masyarakat mengalir ke otoritas moneter,sehingga jumlah uang beredr berkurang. Sebalknya jika ingin menambah jumlah uang beredar, maka pemerintah menjual kembali surat-surat berharga tersebut . guna mengefesktifkan operasi pasar terbukak ini bank indonesia telah mengembangkan kedua instrument tersebut dengan menambahkan fasilitas repurchase agreement (repo) ke masing-masing instrument sehingga saat ini dikenal SBI Repo atau SBPU repo.
Tingkat Diskonto ( Discount Rate ) atau Fasilitas Diskonto
Tingkat bunga diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank umum yang menjami ke bank sentral. Dalam kondisi tertentu, bank-bank mengalami kekurangan uang,sehingga mereka harus meminjam kepada bank sentral. Kebutuhan ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar.
Cadangan minimum ( Reserve Requirement )
Industri perbankan adalah salah satu industri yang paling banyak diatur oleh undang-undang. Salah satu bentuk pengaturan tersebut adalah ketentuan cadangan minimum atau RR yang biasanya diteteapkan berdasarkan undang-undang perbankan yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Kebijakan cadangan minimum adalah kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan cadangan minimum yang harus dipenuhi oleh bank umum, dalam mengedarkan atau memberikan kredit kepada masyarakat.
Ketentuan ini di rancang untuk menjamin pemilik uang atau nasabah penyimpan yang menyimpan uangnya di bank akan mendapatkan uangnya jika ia menarik simpanannya.
Himbauan Moral ( Moral )
Bank sentral dapat menggunakan himbauan moral untuk mendorong institusi finansial agar cenderung berpihak kepada kepentingan public . biasanya,biasanya bank sentral mengunakan himbauan moral untuk meyakinkan para banker dan manajer senior institusi-institusi finansial agar lebih memerhatikan kepentingan jangka panjang dari pada kepentingan jangka pendek institusinya.
Instrumen Kebijakan Moneter dalam Islam
Kebijakan moneter yang diformulasikan dalam sebuah perekonomian islam adalah menggunakan cadangan uang dan bukan suku bunga, bank sentral harus menggunakan kebijakan moneter untuk menghasilkan suatu pertumbuhan dalam sirkulasi uang yang mencukupi untuk membiayai pertumbuhan potensial dalam menghasilkan output Tujuannya untuk menjamin ekspansi moneter yang pas yaitu tidak terlalu lambat dan juga tidak terlalu cepat, tetapi mampu menghasilkan kesejahteraan yang merata bagi masyarakat.
Instrumen Mazhab Pertama ( Iqtishaduna)
Pada awal Islam dapat dikatakan bahwa tidak diperlukan suatu kebijakan moneter dikarenakan hampir tidak adanya sistem perbankan dan minimnya penggunaan uang. Jadi tidak ada alasan yang memadai untuk uang hanya dipertukarkan dengan sesuatu yang benar-benar memberikan nilai tambah bagi perekonomian.
Menurut mazhab iqtishaduna , instrumen yang digunakan adalah berhubungan dengan konsumsi, tabungan, dan investasi, serta perdagangan telah menciptakan instrumen otomatis untuk pelaksanaan kebijakan moneter. Pada satu sisi sistem ini menjamin keseimbangan uang dan barang/jasa dan pada sisi lainnnya mencegah penggunaan tabungan untuk tujuan selain menciptakan kesejahteraan yang lebih nyata di masyarakat.
Instrumen Mazhab Kedua (Mainstream)
Tujuan kebijakan moneter yang diberlakukan oleh pemerintah adalah maksimisasi sumber daya (resources) yang ada agar dapat dialokasikan pada kegiatan perekonomian yang produktif. Didalam Al-Qur’an sudah jelas bahwa kita dilarang untuk melakukan penumpukan uang (money hoarding) yang pada akhirnya akan menjadikan uang tersebut tidak memberikan manfaat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Kekayaan yang idletersebut akan menjadikan sumber dana yang pada awalnya bersifat produktif menjadi tidak produktif. Oleh sebab itu, mazhab kedua ini merancang sebuah intrumen kebijakan yang ditujukan untuk mempengaruhi besar kecilnya permintaan uang agar dapat dialokasikan pada peningkatan produktivitas perekonomian secara keseluruhan.
Instrumen Mazhab Ketiga (Alternatif)
Mazhab ketiga ini sangat banyak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran ilmiah dari Dr M.A. Choudhury. Sistem kebijakan moneter yang dianjurkan oleh mazhab ini adalah syuratiq process yaitu dimana suatu kebijakan yang diambil oleh otoritas moneter adalah berdasarkan musyawarah sebelumnya dengan otoritas sektorl riil. Jadi keputusan-keputusan kebijakan moneter yang kemudian dituangkan dalam bentuk instrumen moneter biasanya adalah harmonisasi dengan kebijakan-kebijakan di sektor riil.
Menurut pemikiran yang ada pada mazhab ini, kebijakan moneter itu adalah repeated games in game theory dimana bentuk kurva penawaran dan permintaan uang adalah seperti tambang yang melilit dan ber-slope positif sebagai akibat dari knowledge induced process dan information sharing yang amat baik.
Kebijakan Moneter dan Keseimbangan Ekonomi : Analisis lS-LM
Pengaruh Kebijakan Moneter terhadap keseimbangan ekonomi
Kurva IS mengambarkan kondisi keseimbangan pasar barang dan jasa, sedangkan kurva LM mengambarkan kondisi keseimbangan di pasar uang.kebijakan pemerintah unatuk mengubah jumlah uang yang beredar dalam manyarakat akan menggeser kurva Lmdan berpengaruh terhadap perekonomian,karena mengubah titik potong kurva IS-Lm yang berarti mengubah titik keseimbangan ekonomi .pada gamabar diagram 21.2. kondisi keseimbangan awal ditunjukkan oleh titik E0 dimana tingkat pendapatan sebesar Y0 dan tingkat bunga adalah r0.jika pemerintah meanbah jumlah uang beredar,kurva LM bergeser ke kanan [dari LM0 ke LM1],sehingga titik keseimbangan juga bergeser dari Eo ke E1.pada titik keseimbangan yang baru[E1],output keseimabangan adalah Y1 yang lebih besar dari Y0 sedangkan tingat bunga adalah r1 yang lebih rendah dari r0.anrtinya,kebijakan moneter ekspansif dalam konteks gambar 2.1 dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat bunga. Dalam perekonomian pasar, kenaikan tingkat bunga mengindikasikan telah terjadinya kelebihan permintaan investasi. Yang akibatnya dapat dilihat pada dua sisi:
Sisi Output:
Kenaikan tingkat bunga akan menyebabkan ada beberapa rencana investasi yg dibatalkan, sbg akibatnya pertambahan kapasitas produksi menjadi labih kecil.
Sisi Biaya:
Kenaikan tingkat bunga akan menaikkan biaya produksi dikarenakan naiknya biaya modal.
Dari kedua hal diatas, akibatnya kenaikan tingkat bunga akan memicu terjadinya inflasi.
Jumlah Uang yang Beredar
Jumlah uang beredar merupakan suatu stok, yang meliputi uang kartal dan deposito yang dapat digunakan sebagai alat tukar. Menurut Muhammad Umer Chapra dalam kerangka model Keynesian, uang diminta untuk tiga tujuan. Hal ini diperlukan, pertama, sebagai alat tukar untuk membiayai transaksi rumah tangga, perusahaan dan pemerintah untuk pembelian barang-barang mereka sehari-hari danjasa (Y) terkait dengan konsumsi, investasi, impor dan ekspor; kapasitas Setiap ekonomi untuk memasok ini relatif terbatas dalam jangka pendek. Kedua,itu diperlukan dengan cara pencegahan untuk memenuhi kebutuhan tak terduga, yang tidak mungkin dilakukan siapa pun untuk memprediksi secara tepat. Ketiga, juga dibutuhkan untuk memanfaatkan peluang tersedia untuk mendapatkan keuntungan melalui spekulasi di komoditas, saham, valuta asing.
Suku Bunga
Suku bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi pinjaman atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan.
Sasaran dan Strategi Kebijakan Moneter dalam Islam
Kestabilan makro ekonomi merupakan hasil dari sebuah upaya yang konsisten dan integral yang dilakukan oleh Bank Indonesia bersama pemerintah melalui kebijakan moneter,perbnkan dan fiskal. Kebijakan moneter dilakukan oleh Bank Indonesia adalah untuk mengendalikan laju inflasi dan membantu kestabilan nilai tukar karena stabilitas harga merupakan persyaratan bagi pemulihan dan kelancaran roda perekonomian.
Kesimpulan
Ekonomi Moneter merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang membahas tentang peranan uang dalam mempengaruhi tingkat harga-harga dan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu negara.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi)
Daftar Pustaka
Adiwarman A,Karim,Ekonomi Makro Islam,Raja Grafindo Persada,Jakarta,2015
Mustafa Edwin Nasution, dkk, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam,Kencana,Jakarta,2006
M.U. Chapra, Monetary management in an Islamic economy, Islamic Economic Studies, Vol. 4, No. 1, December 1996
Naf’an, Ekonomi Makro: Tinjauwan Ekonomi Syariah, Graha Ilmu,Yogyakarta,2014
Komentar
Posting Komentar